ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT NATRIUM DIKLOFENAK PADA JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KOTA BANJARMASIN

Maulida Putri Andini(1*), Mardatun Nisa(2), Mia Kamelia Citra(3), Muhammad Rezki Rachman(4), Rissa Oktavia(5), Saidatun Nisa(6), Sheila Nabila Afri(7), Shinta Kumala Dewi(8), Sita Razni(9), Siti Salimah(10), Rahmadani Rahmadani(11)

(1) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(2) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(3) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(4) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(5) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(6) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(7) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(8) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(9) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(10) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(11) Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin
(*) Corresponding Author

Sari


Jamu asam urat merupakan alternatif pengobatan selain pengobatan konvensional untuk penyakit goat arthritis atau lebih familiar dengan nama asam urat di masyarakat. Selain harganya yang terjangkau, jamu yang merupakan obat tradisional dipercaya relatif lebih aman dibandingkan dengan obat sintetik sehingga seringkali menjadi pilihan bagi masyarakat dalam mengatasi keluhan penyakitnya. Namun saat ini, demi mencapai hasil pengobatan yang lebih instan tanpa mempertimbangkan resikonya terhadap kesehatan, produsen jamu asam urat seringkali menambahkan bahan kimia obat (BKO) natrium diklofenak yang dapat membayakan bagi tubuh jika digunakan tanpa takaran maupun dosis yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahan kimia obat natrium diklofenak pada jamu asam urat yang beredar di Banjarmasin. Sampel jamu asam urat pada penelitian dibeli secara acak dari penjual jamu kemasan di Pasar Sudimampir. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan fase gerak etil asetat: n-heksana (7: 3), hasil analisis menunjukan sampel jamu asam urat negatif mengandung natrium diklofenak sebab memiliki selisih nilai Rf yang jauh berbeda dengan standar natrium diklofenak. Uji dilanjutkan secara kuantitatif dengan metode Spektrofotometeri UV-Vis pada panjang gelombang 230 nm dengan variasi konsentrasi baku standar adalah 10, 12, 14, 16, dan 18 ppm, diperoleh kadar natrium diklofenak yang sangat kecil pada sampel jamu asam yaitu sebesar 0,01218%.


Kata Kunci


Bahan Kimia Obat, Natrium Diklofenak, Jamu

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Dewi, L., Hendrayanti, H., Nurhayati, C. (2019). Pemeriksaan Bahan Kimia Obat (BKO) Natrium Diklofenak Dalam Beberapa Sediaan Jamu Rematik yang Beredar di Pasar Purwadadi Subang. Jurnal Sabdariffarma, 1(1), 1-6.

Gandjar, I., & Rohman, A. (2017). Kimia Analisis Farmasi (Edisi ke-1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Karimi, A., Majlesi, M., Kapaei, M. (2015). Herbal versus synthetic drugs; beliefs and facts. Journal of Nephropharmacology, 4(1), 27-30.

Rosyanda, E., Muliasari, H., Yuanita, E. (2019). Analisis kandungan bahan kimia obat Natrium Diklofenak dalam jamu pegal linu yang dijual di Kota Mataram. Jurnal Ilmiah Farmasi, 15(1), 12-19.

Saputri, G., Primadiamanti, A., Restuti, G. (2017). Identifikasi Natrium Diklofenak pada Jamu Rematik yang Beredar di Depot Jamu Way Halim Bandar Lampung Secara Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Analis Farmasi, 2(2), 102-107.




DOI: http://dx.doi.org/10.31602/dl.v5i2.8090

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Indexed by:

      

   

Supported by:

               

 

        

 


This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari