PERANCANGAN ALAT TENUN TRADISIONAL NTT DENGAN METODE THREE IN ONE DI RUMAH TENUN KAMPUNG ALOR

Rima Nindia Selan(1*), Ariency K. Ada Kale(2), Theodora M. Tualaka(3)

(1) Program Studi Teknik Pembuatan Tenun Ikat
(2) Program Studi Teknik Pembuatan Tenun Ikat
(3) Program Studi Teknik Pembuatan Tenun Ikat
(*) Corresponding Author

Sari


NTT adalah salah satu dari beberapa daerah penghasil tenun di Indonesia, kain tenun ikat dari NTT menjadi kebanggaan masyarakat provinsi NTT, karena secara adat dan budaya memiliki banyak fungsi, misalnya sebagai busana yang dipakai dalam pesta, tari - tarian, upacara adat, penghargaan kepada tamu yang berkunjung, sebagai mas kawin, sebagai pemberian dalam acara kematian dan sebagai wujud penghargaan, dan masih banyak lagi. Bahkan menurut para ahli NTT adalah salah satu dari beberapa daerah penghasil tenun di Nusantara tercatat paling awal dalam mengembangkan corak ragam hias tenun ( Nadek, 2018). Proses pembuatan kain tenun ini dilakukan secara manual. Mulai dari proses ikat untuk pembentukan motif, sampai pencelupan warna yang dilakukan berulang-ulang. Ini karena satu warna saja butuh waktu selama 2-3 hari untuk pengeringan. Kemudian, benang-benang yang sudah diikat ini akan ditenun untuk menjadi sebuah kain sarung. Nah, bayangkan, itu baru proses awalnya. Untuk menjadi kain sempurna, tiap penenun butuh waktu sedikitnya 3 bulan. Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh letak fasilitas yang kurang sesuai dengan antropometri pengrajin sehingga mempengaruhi kinerja pengrajin. Postur kerja yang tidak alami misalnya postur kerja selalu berdiri, jongkok, membungkuk, mengangkat, dan mengangkut dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh. Kelelahan dini pada pekerja juga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat bahkan kematian (Mufti, dkk. 2013). Berdasarkan hasil pengamatan langsung pada pengerjaan Tenun Ikat di Sentra Tenun Kampung Alor, kondisi kerja yang tidak ergonomis ditunjukan oleh adanya posisi duduk yang berlangsung lama pada proses menenun, sehingga mengakibatkan timbulnya keluhan-keluhan pada tubuh pengrajin diantaranya pada punggung, pinggang, bokong, pantat, dan leher yang jangka panjang akan menimbulkan kelelahan kronis dan rasa sakit pada anggota - anggota tubuh tadi. Penelitian ini bertujuan merancang alat tenun yang dikombinasikan fungsinya menjadi three in one, hal ini dimaksudkan untuk mempersingkat waktu pengerjaan tenun ikat yang berpengaruh juga untuk minimalisasi keluhan – keluhan pada tubuh pengrajin. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode perancangan berdasarkan pengamatan dan observasi. Tujuan dari metode tersebut adalah untuk mengurangi atau menghilangkan gerakan yang kurang efektif agar mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif serta mempersingkat waktu kerja.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


J. van der Geer, J.A.J. Hanraads, R.A. Lupton, The art of writing a scientific article, J. Sci. Commun. 163 (2000) 51-59.

W. Strunk Jr., E.B. White, The Elements of Style, third ed., Macmillan, New York, 1979.

G.R. Mettam, L.B. Adams, How to prepare an electronic version of your article, in: B.S. Jones, R.Z. Smith (Eds.), Introduction to the Electronic Age, E-Publishing Inc., New York, 1999, pp. 281-304.

R.J. Ong, J.T. Dawley and P.G. Clem: submitted to Journal of Materials Research (2003)

P.G. Clem, M. Rodriguez, J.A. Voigt and C.S. Ashley, U.S. Patent 6,231,666. (2001)

Information on http://www.weld.labs.gov.cn




DOI: http://dx.doi.org/10.31602/al-jazari.v6i2.6054

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.