ANALISA FULL FACTORIAL SHELL AND TUBE CONDENSOR AIR CONDITIONER

Jainal Arifin(1*)

(1) Prodi Teknik Mesin
(*) Corresponding Author

Sari


Sistem pendingin sekarang ini banyak kita temui termasuk macam-macam dari sistem pendingin tersebut, pada awalnya pengkodisian udara diarahkan untuk keperluan proses dan material daripada untuk kenyamanan manusia, dalam perkembanganmya pengkodisian udara untuk manusia berkembang pesat pada akhir-akhir ini, prinsip kerja pengkodisian udara adalah sama dengan mesin pendingin, yaitu berdasarkan siklus kompresi uap. Jenis alat penukar kalor sangatlah beragam dan masing-masing dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik, namun demikian jenis shell and tube sejauh ini merupakan jenis yang paling banyak dipergunakan berkat konstruksinya relatif sederhana dan memiliki keandalan karena dapat dioperasikan dengan beberapa jenis fluida kerja. Efek pendinginan yang dihasilkan dalam sistem refrigransi tergantung dari efektifitas kinerja kondensor sementara, kinerja kondensor semakin lama akan menurun seiring terjadinya pengotoran pada dinding pipa.

            Berdasarkan analisa data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan mengenai optimasi kondensor tipe shell and tube pada mesin pendingin ruangan yang paling optimal, Pada penelitian ini dilakukan analisa optimasi sistem termal pada sebuah kondensor shell and tube sebagai alat penukar kalor (APK) dari hasil optimasi kondensor shell and tube, didapat standar milik perusahaan diameter tube do 12.7 mm, panjang tube 1.50 m, pitch rasio 1.6 dan yang terakhir Pitch rasio dengan 450.. Sehingga didapat nila perpindahan panas konveksi paling besar adalah 41848.92 W/m2K. Sedangkan Hasil Design yang dilakukan diameter tube 12.7 mm, dan panjang tube, 1.27 m dengansusunan tube 600, dan jumlah 1 passdimana memberikan hasil desain dengan jumlah tube 19 buah, diameter shell 0,098 m.Sedangkan desain yang adaDari hasil optimasi pada perhitungan maka kita cari harga U yang paling besar dimana harga U paling besar akan memberikan penggaruh yang lebih besar juga, dari hasil perhitungan maka Koefisien perpindahan panas secara menyeluruh adalah 50247.26 W/m2K, Dari dua perbandingan diatas maka desain paling ekonomis adalah yang menunjukan nilai U paling besar dimana memberikan pengaruh lebih besar.

Kata Kunci : Desain termal, kondensor, simulasi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Frank Kreith, William Z. Black 1980. Basic Head Transfer. Amerika harper and Row

Stocker, Supratman Hara. 1992 Refrigeransi dan pengkondisian udara. Jakarta : Erlangga

Frank M. White. 1996 Mekanika Fluida Edisi kedua jlid 1. Jakarta : Erlangga

Frank Kreith, Arko Prijono M.Sc. 1997. Prinsip-prinsip perpindahan panas jakarta: Erlangga

Cenggel Y.A. Boles M.A Thermodynamics an enggineering Approach, 3rd ed, McGraw Hill.1999.

Tuarkia, Firman, 2008 Dasar-dasar CFD Menggunakan FLUENT , Bandung Informatika.

Jurnal usman ur rehman 2011. Head transfer optimization of shell and tube head excangger.

Jurnal Ratiko 2012 optimasi multi obyektif sistem pendingin pada ruangan penyimpanan bahan bakar nuklir . Teknologi BATAN.

Moran JM, Shapiro NH. 1988. Fundamental of Engineering Thermodynamics. New York: John Willey & Son, Inc.

Cengel YA. 2003. Heat transfer a practical approach. Second Edition. Singapore: Mc Graw Hill.

Suryanarayana NV, Arici Oner. 2003. Design and simulation of thermal system. New Ork: Mc Graw-Hill Higher Education

Boehm, R.F. 1987. Design of Analysis of Thermal System. New York:John Wiley & Sons.

Cengel YA, Boles MA. 2006. Thermodynamics an engineering approach. Fifth Edition in SI Unit. Singapore: Mc Graw Hill




DOI: http://dx.doi.org/10.31602/al-jazari.v2i2.1146

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.