FASHION AGNES MONICA PENDALAMAN “SENSATIONISM” (ANALISIS FENOMENOLOGI VIDEO CLIP OVERDOSE)

Heni Hayat(1*), Muzahid Akbar Hayat(2)

(1) Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR
(2) Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
(*) Corresponding Author

Sari


Analisis fenomenologi mengenai problematika Fashion Agnes Monica dalam video clip “Overdose” yang menunjukkan sisi sensationism. bertujuan untuk mengetahui mengenai fenomena yang sedang  terjadi dilihat dari beberapa sisi, baik dari sisi penonton video, serta dari sisi psikolog dalam menyikapi video clip yang sudah rilis pada tanggal 13 September 2018. Dampak buruk yang akan terjadi mengenai fashion yang kurang sesuai pada nilai norma dan budaya Timur menurut orang Indonesia didaerah Jawa khususnya yang mengangkat mengenai adat kebiasaan serta sopan santun dalam berpakaian yang tetap dijaga, fenomena kali ini dilihat dari tingkat konsumen yang berbeda yang harus beradaptasi dengan situasi yang berbeda. Sensationism sering didefinisikan sebagai kemampuan untuk memprovokasi perhatian atau tanggapan dari publik, sesuatu yang diperoleh dengan cara sensasi-sensasi dapat merangsang emosi dari publik itu sendiri. Metode penelitian yang akan dilakukan pada penelitian kali ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan kajian fenomenologis dengan teknik analisis data menggunakan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi nonpartisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sensasi ternyata sangat berpengaruh terhadap terkenalnya seseorang. Dalam lingkup Nasional sendiri Agnes Monica pada video overdose kurang disukai karena menampilkan sebuah tayangan pornoaksi yang tidak sesuai norma maupun nilai budaya yang diajarkan di Indonesia. Fashion yang tidak terlalu terbuka sangat digemari masyarakat Indonesia. Mengenai judgement tidak sedikit yang mengapresiasi dengan komentar positif akan tetapi hampir semua komentar negatif datang dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Control bersahabat dengan anak-anak perlu dilakukan. Indonesia perlu generasi bangsa yang cerdas, baik, bermoral, nasionalis sehingga budaya Indonesia sendiri dapat dijaga dengan baik meskipun sudah berada di ranah Internasional.

 

Kata Kunci: Fashion;Fenomenologi;Seni;Video;Sensationism.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Afdjani, Hadiono. (2010). Makna Iklan Televisi Studi Fenomenologi Pemirsa di Jakarta Terhadap Iklan Televisi Minuman Kuku Bima Energi Versi Kolam Susu. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 8 No 1

Arikunto, Suharsimi. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta

Grabe, M.E., Zhou. (2001). Explicating sensationalsm in television news: Contend and the bells and whistles of form Journal of Broadcasting & Electronic Media

Gutman. J. & Mills, M.K. (1982). “Fashion Life Style, Self-Concept, Shopphing Orientation, And Store Patronage: An Integrative Analysis”, Journal of Retailing, Vol.58 No. 2

Isak, Domikus. (2014). Fashion Sebagai Komunikasi Identitas Sub Budaya Kajian Fenomenologis Terhadap Komunitas Street Punk Semarang. Jurnal interaksi, Vol. III No. 1

Kennedy, Soemanagara. (2006). Marketing Communication-Taktik dan Strategi. Jakarta:PT Buana Ilmu Populer

Kuswarno, Engkus. (2009). Metodologi Penelitian Komunikasi, Fenomenologi, Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitian. Bandung: Widya Padjadjaran

Kottler, Philip & Waldeermar Pfoertsch. (2006). B2B Brand Management. Berlin:Springer

Mefita, Silvi. (-). Fenomena Gaya Hidup Selebgram Studi Fenomenologi Selebgram Awkarin. jurnal

Perreault, Mc Charthy. (2005). Basic Marketing: A Global Managerial Approach

Weerakkody, N. (2009). Research Methods for Media and Communication. South Melbourne, victoria, Australia: Oxford University Press

Wimmer, R. D. & Dominick, J. R. (2006). Mass media Research: An Introduction (8 th ed.). Belmont, CA: Thomson Wadsworth




DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jm.v3i1.3522

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.