PERBEDAAN SKOR PLAK SEBELUM DAN SESUDAH MENGUNYAH PERMEN KARET XILITOL PADA MURID KELAS VII DI SMPN-SN 3 KOTA BANJARMASIN

Eddy Rahman(1*), Chandra Chandra(2)

(1) Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan
(2) Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan
(*) Corresponding Author

Sari


Percobaan klinis menunjukkan bahwa gula diganti seluruhnya atau sebagian oleh xilitol,
terjadi lebih sedikit plak dan lebih sedikit karies dibanding pada kelompok yang sama yang
menggunakan sakarosa. Keadaan ini disebabkan karena polisakarida ekstraselular tidak
dibentuk dari bahan pengganti gula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan skor plak sebelum dan sesudah mengunyah permen karet xilitol pada murid kelas
VII di SMPN-SN 3 kota Banjarmasin.Jenis penelitian ini memakai rancangan penelitian
eksperimental semu, dengan rancangan pre- posttest dan same subject design. Teknik sampel
menggunakan simple random sampling dengan sampel penelitian 73 siswa dari 262 siswa.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji paired sample T-test dengan menggunakan
program komputer SPSS untuk melihat seberapa besar penurunan plak setelah mengunyah
permen karet xilitol. skor plak sebelum mengunyah permen karet xilitol pada murid kelas VII
dari 73 siswa sebesar 24,82, dengan nilai tengah (median) sebesar 23,00 dan modus sebesar
17, dengan skor plak terendah adalah 10 dan skor plak tertinggi adalah 44. rata-rata skor plak
sebelum mengunyah permen karet xilitol pada murid kelas VII dari 73 siswa sebesar 12,52,
dengan nilai tengah (median) sebesar 12,00 dan modus sebesar 12, dengan skor plak terendah
adalah 4 dan skor plak tertinggi adalah 25. Mengunyah permen karet xilitol dapat
menurunkan skor plak sebesar 12,30, yaitu dari 24,82 (sebelum mengunyah permen karet
xilitol) menjadi berubah turun 12,52 (sesudah mengunyah permen karet xilitol). Hasil uji T
diperoleh P value = 0,000 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan skor plak
sebelum dan sesudah mengunyah permen xilitol pada murid kelas VII di SMPN-SN 3 Kota
Banjarmasin.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Angela A., 2005, Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi, Maj. Ked.

Gigi (Dent. J.), Vol. 38. h. 132.

Ford, T.R.P., 1993, Restorasi Gigi (terj.), ed.2, EGC, Jakarta, h. 2-17.

Houwink B., Dirks O.B., Cramwinckel A.B., Crielaers P.J.A., Dermaut L.R., Veld J.H.J.H.I.,

Konig K.G., Moltzer G., Helderman W.H.V.P., Pilot T., Roukema P.A., Schautteet

H., Tan H.H., Velden-Veldkamp I.V.D., Woltgents J.H.M., 1993, Ilmu Kedokteran

Gigi Pencegahan, Yogyakarta, h.90-92, 127, 185, 194, 274-278.

Kemenkes RI., 2009. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan (Online),http://www.docstoc.com/docs/ 23512622/ UU-36-th-2009-

tentang-kesehatan-com) di akses 27April 2016.

Kemenkes RI., 2012.Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di SMP dan SMA atau yang

Sederajat, Jakarta

Kemenkes RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian Pengembangan

Kesehatan, Jakarta

Konig, K.G. dan Hoogendoorn, 1982, Prevensi dalam Kedokteran Gigi dan Dasar Ilmiah,

PT. Denta, Jakarta, h. 68-88.

Machfoedz, I., Ediati S., Sidarta A., 1980, Kesehatan Gigi dan Masalahnya, Yayasan Sarana

Cipta, Yogyakarta, h. 23-25.

Mangoenprasodjo, A.S., 2004, Gigi Sehat Mulut Terjaga, Yogyakarta, h. 4-5, 107,134-138.

Nio, B.K., 1982, Preventif Dentistry, Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia, Bandung, h. 6.

Notoatmodjo, S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, h.167,168.

Resti, Auerkari EI., dan Sarwono AT., 2008, Pengaruh Gigi Mengandung Xylitol Terhadap

Pertumbuhan Streptococcus mutans Serotipe E (In Vitro), Indonesian Journal Of

Dentistry, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Jakarta, Vol. 15 (1) : 16.

Srigupta, A.A., 2004, Panduan Singkat Kesehatan Gigi dan Mulut, Prestasi Pustaka, Jakarta,

h. 87.

Sriyono N.W., 2005. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Medika Fakultas

Kedokteran UGM, Yogyakarta, h. 92-94.




DOI: http://dx.doi.org/10.31602/ppdu.v0i1.8178

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.