Tingkat Pemberian Empulur Sagu yang Difermentasi dengan Kapang Aspergillus niger Terhadap Persentase Karkas Itik Serati Umur 8 Minggu

Achmad Jaelani(1*), Muhammad Irwan Zakir(2), Kusyanti Kusyanti(3)

(1) Fakultas Pertanian Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin
(2) Fakultas Pertanian Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin
(3) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan
(*) Corresponding Author

Sari


The experiment was aimed to know the level of fermented sago by using Aspergillus niger to dressed carcass percentage of Serati duck 8 weeks age. This experiment was used Completely Randomized Design with 5 treatments and 4 replicates (control, 10% 20%, 30% and 40% of fermented sago). Data was analyzed by using analysis of variance and followed by Duncann Multirange test. The Optimal use of fermented sago in diets was 20%. Fermented sago can be applied up to 30% in diets, without decreasing the performance of body weight, dressed carcass weight, and dressed carcass percentage of Serati duck 8 weeks age

Kata Kunci


Sago fermented, Aspergillus niger, Serati Duck, Dressed Carcass

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Anwar, R. 2002. Produktivitas itik Manila (Cairina moschata) di Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan VI (1): 24-33.

Bakrie, B; Suwandi dan L. Simanjuntak. 2005. Prospek pemeliharaan terpadu ”Tik-Tok” dengan padi, ikan dan azolla di wilayah Propinsi DKI Jakarta. Wartazoa 15 (3):128-135.

Darmawan, A., Suryana, A. Subhan;A. Hamdan dan Darwis. M. 2001. Uji Adaptif Penggunaan Sagu Fermentasi dalam Ransum Terhadap Produksi Telur Itik Alabio (Tahun kedua) Laporan Hasil Penelitian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan, Banjarbaru.

Dwi Putro, A.H. 2003. Penampilan itik, entok dan mandalung yang dipelihara secara intensif. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Gasperzs, V. 1994. Rancangan percobaan untuk ilmu-ilmu pertanian, biologi dan teknik. Penerbit CV. Armico, Bandung.

Harahap, D. 1993. Potensi itik mandalung sebagai penghasil daging ditinjau dari berat karkas dan penilaian organoleptik dagingnya dibandingkan dengan tetuanya. Disertasi. Prorgam Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

IPPTP Banjarbaru. 2000. Teknologi Fermentasi Pakan Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Banjarbaru.

Laksono, M.K.S. 2003. Persentase Karkas dan Non Karkas Mandalung (mule duck) dengan Suplementasi Vitamin C. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Roesdiyanto dan D. Purwantini. 2001. Kinerja entik hasil persilangan (entok x itik) melalui inseminasi buatan (IB) yang dipelihara secara intensif. Journal Animal Production 3 (1):31-39.

Rohaeni, E.S; A.R. Setioko; A. Darmawan; Suryana; A. Subhan ;A. Hamdan dan D.I. Saderi. 2004. Pengaruh penggunaan dedak dan sagu fermentasi terhadap produksi telur itik Alabio. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4-5 Agustus 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 582-588

Setioko, A.R. dan E.S. Rohaeni. 2001. Pemberian ransum bahan pakan lokal terhadap produktivitas itik Alabio. Prosiding Lokakarya Unggas Air Nasional. Pengembangan Agribisnis Unggas Air sebagai Peluang Bisnis Baru. Bogor, 6-7 Agustus 2001. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Setioko, A.R. 2003. Keragaan itik ”Serati” sebagai itik pedaging dan permasalahannya. Wartazoa 13 (1): 14-21.

Simanjuntak, L. 2002. Mengenal lebih dekat tiktok unggas pedaging hasil persilangan itik dan entok. Agro-Media Pustaka. Jakarta.

Sinurat, A.P. 1999. Penyusunan ransum ayam buras dan itik. Makalah Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Sub Sektor Peternakan. Banjarbaru, 17-19 Oktober 1999. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Banjarbaru. 18 hal.

Sinurat, A.P dan T. Purwadaria. 1999. Teknologi fermentasi pakan untuk ternak. Makalah Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Sub Sektor Peternakan. Banjarbaru, 17-19 Oktober 1999. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Banjarbaru. 18 hal.

Siregar, H.B. 2004. Penampilan itik jantan lokal yang diberi sagu mentah dan seduh air panas sebagai pengganti jagung displemantasi enzim dari kapang Penicillium nalgiovence 511. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak.Departemen Ilmu Produksi Ternak Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suparyanto, A. 2005. Peningkatan produktivitas daging itik madalung melalui pembentukan galur induk. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Suryana. 2006. Pengaruh sagu segar dan sagu kukus dengan suplementasi lisina dan metionina terhadap penampilan dan persentase lemak abdominal ayam broiler. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner 11 (3): 175-181.

Suryana. 2008. Peluang dan kendala pengembangan itik Serati sebagai penghasil pedaging. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29 (3): 24-30.

Suryana, A. Darmawan, Sholih, NH, H. Kurniawan dan Suprijono. 2012. Pengkajian pengembangan itik pedaging mendukung ketahanan pangan. Laporan Pengkajian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Banjarbaru. 35 hal.

Uhi, H.T; Rukmiasih dan A. Parakkasi. 2004. Pemberian pakan berserat tinggi dan suplementasi vitamin E terhadap penampilan itik mandalung. Media Peternakan 6 (2):44-49.

Wahab, I.A. 1990. Tepung sagu dalam ransum ternak. Majalah Ayam dan Telur Nomor 51. Jakarta.

Wasito dan E.S. Rohaeni. 1994. Beternak Itik Alabio. Penerbit PT. Kanisius Yogjakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.31602/zmip.v37i2.34

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

 

    

 

 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.