PERILAKU MEROKO REMAJA AWAL PADA PENDIDIKAN FORMAL BANJARMASIN INDONESIA

jarkawi jarkawi(1*), Akhmad Rizkhi Ridhani(2)

(1) Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
(2) Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
(*) Corresponding Author

Sari


Perkembangan remaja merupakan tahapan perkembangan dewasa. Karakteristik remaja awal dengan mencari identitas diri dan pengakuan diri pada usia 11/13 tahun sampai dengan usia 18/20 tahun yang dijalani setelah tahapan perkembangan masa anak-anak. Pada tahapan usia 11/13 tahun sampai deang 14/15 tahun disebut remaja awal. Sedangkan tahapan usia 14/16 tahun sampai dengan 18/20 tahun disebut remaja akhir. Tahapan perkembangan remaja awal pada pendidikan formal berada di tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama atau Madrasyah Ttsanawiyah. Remaja awal merupakan tahapan menentukan perkembangan pada tahap dalam kelompok. Meroko pada remaja awal dilakukan dimulai dengan ingin mencoba atau mengikuti gaya dan lagak  teman meroko. Dengan metode survey terhadap 1660 responden sebagai partisipan remaja awal dari usia 11 tahun sampai dengan 17 tahun, duduk di kelas VII, kelas VIII, kelas IX pada tahun 2017 untuk Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta sebanyak 30 sekolah, pada Madrasyah Ttsanawiyah Negeri dan Swasta sebanyak 16 sekolah,menunjukkan bahwa remaja awal meroko sebesar 43.98 % melakukan perilaku meroko.8,70 % sekolah katagori sangat tinggi

Kata kunci: Perilaku meroko, Remaja awal, Pendidikan formal

Adolescent development is a stage of adult development. Characteristics of early adolescents by seeking self-identity and self-recognition at the age of 11/13 years to the age of 18/20 years after the stages of childhood development. At the age of 11/13 years until 14/15 years old are called early adolescents. While the stages of age 14/16 years up to 18/20 years are called late teens. The stages of early adolescent development in formal education are at the level of junior high school education or Madrasyah Ttsanawiyah. Early adolescence is a stage of determining development at the stage in the group. Going on to the early teenagers starts with wanting to try or follow the style and attitude of friends playing. With a survey method of 1660 respondents as early adolescents from the age of 11 years to 17 years, sitting in class VII, class VIII, class IX in 2017 for Public and Private Middle Schools as many as 30 schools, at Madrasyah Ttsanawiyah Negeri and Private as many as 16 schools, showed that early adolescents shop for 43.98% doing behavioral behavior. 8.70% of category schools are very high

Keywords: Smoking behavior, early adolescence, formal education


Teks Lengkap:

1-17 PDF

Referensi


Batubara, Jose RL. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Jurnal Sari Pediarti. Vol12 No 1. 2010. Hal. 21-28

Boeree, C. George. 2013. Personality Theories. Terjemahan Inyiak Ridwan Muzir. Jogjakarta: Prismasophe.

Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan.Yoyakarta: Pustaka Pelajar

Hurgenhahn, B.R dan Olson, Matthew H. 2008. Theoriies Of Learning. Jakarta: DKU Print.

Hurlock, Elezabeth B. 1978. Child Development. Sixth Edition Terjehaman. Jarkarta: Erlangga

Hutagalung, Inge (2007) Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Indeks

King, Laura A. 2007. Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Huanika.

Kusdiyati, Suliswono. Halimah, Lilim. Faisaluddin. 2011. Penyesuaian Diri Lingkungan Sekolah Pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung. Jurnal Humanitas. Vol. VIII No 2 Agustus 2011 hal. 172-194

Lestary, Heny. Sugiharti.2011. PERILAKU BERISIKO REMAJA DI INDONESIA MENURUT SURVEY KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA (SKRRI) TAHUN 2007 Young Adults Risk Behavior by Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey in2007 Heny Lestary1 Sugiharti1. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 3, Agustus 2011 : 136- 144

Maghfitroh. 2011. Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Pada Lingkungan Pondok Pesantren Modern. Surakarta: Fakultas Psikologi USM Surakarta.

Makmun, Abin Syamsudin. 2000. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Rohmat. 2004. Mengaktualisasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta CV

Rahmadi, Afdol. Lestari,Yuniar. Yenita. 2017. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Rokok Dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota Padang Jurnal Kesehatan AndalasHome / Vol 6, No 2 (2017)

Sadulloh, Uyoh. Pedagogik. Bandung: Alfabeta

Sanusi, Achmad. 2015. Sistem Nilai. Bandung: Nuansa Cendekia

Sari, Ari Tris Ochtia Neila Ramdhani**), dan Mira Eliza*)2003. EMPATI DAN PERILAKU MEROKOK DI TEMPAT UMUM. JURNAL PSIKOLOGI 2003, NO. 2, 81 – 90 ISSN : 0215 - 8884

Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories. Yoyakarta: Pustaka Pelajar

Setiyanto, Dwi. 2013. PERILAKU MEROKOK DI KALANGAN PELAJAR ( Studi Kasus Tentang Faktor dan Dampak dari Perilaku Merokok pada Kalangan Pelajar SMA Negeri 2 Karanganyar)

Susanto, Didi. 2015. Nilai dan Norma Sosial Dalam Proses dan Hasil Belajar. Banjarmasin. Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 1 Nomor 1 halaman. 7-13.

TIM redaksi Fokusmedia. 2005. Himpunan Peraturan Perudangan Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Fokusmedia

TIM redaksi Fokusmedia. 2005. Himpunan Peraturan Perudangan-Undangan Sisdiknas. Bandung: Fokusmedia

Upton, Penny. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Widiansyah, Muhammad. 2014. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU REMAJA PEROKOK DI DESA SIDOREJO KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA eJournal Sosiologi Konsentrasi, Volume 2, Nomor 4, 2014: 1-12 hal 12-23




DOI: http://dx.doi.org/10.31602/.v1i1.1729

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Jurnal Terapung : Ilmu - Ilmu Sosial is licensed under Attribution-ShareAlike 4.0 International