KONSTRUKSI MAKNA DAN PERILAKU KOMUNIKASI ANAK JALANAN (Studi Interakasi Simbolik Anak Jalanan pada Perilaku Komunikasi di Kota Palangkaraya)

Banda Napitupulu(1*), Iswiyati Rahayu(2), Ade Nur Atika Sari(3)

(1) Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
(2) Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
(3) Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
(*) Corresponding Author

Sari


Abstrak: Fenomena anak jalanan menjadi salah satu permasalahan sosial yang cukup kompleks bagi kota-kota besar di Indonesia. data jumlah PMKS mengalami peningkatan setiap tahunnya, terlebih memasukan masa pandemi Covid 19 hingga adanya isu resesi ekonomi dari pemerintah. Tercatat pada tahun 2022, diketahui bahwa total PMKS sebanyak 1217 orang dengan jumlah penyandang anak terlantar yang terdata Dinas Sosial sebanyak 145 orang anak. Adapun kendala dari Dinas Sosial Kota Palangka Raya dalam mengatasi masalah PMKS seperti keterbatasan SDM yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Palangka Raya bila dibandingkan dengan jumlah dan kriteria PMKS serta belum adanya panti yang dikelola oleh Kota Palangka Raya.

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui nilai-nilai yang telah dikontruksikan sebagai anak jalanan dalam memotivasi hidupnya; Mengetahui motif mereka menjadi anak jalanan; Mengetahui perilaku komunikasi anak jalanan dengan orang tua, petugas berseragam dan lingkungannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jumlah informan utama 1 orang Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Palangkaraya dan informan Tiangulasi 3 orang anak dan 3 orang tua. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam yang dinarasikan dalam bentuk deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai yang telah dikontruksikan sebagai anak jalanan dalam memotivasi hidupnya yaitu adanya perasaan bebas dan bahagia saat berada dijalanan disebabkan inetraksi yang lebih banyak dengan orang lain. Motif mereka menjadi anak jalanan disebabkan perilaku orang tua yang kasar serta tidak mau mendengarkan anak yang membuat anak merasa lebih bahagia bersama orang lain. Perilaku komunikasi anak jalanan dengan orang tua, petugas berseragam dan lingkungannya dianggap anak lebih baik daripada orang tua mereka. Anak jalanan di Kota Palangkaraya harus mampu untuk mempertahankan dan meningkatkan harga diri yang dimilikinya, agar mereka memiliki resiliensi yang baik dan mampu untuk selalu bangkit setelah menghadapi masalah di masa depan nantinya. Peningkatan harga diri dapat dilakukan dengan mulai menerima apa adanya diri sendiri dan menghargai hal-hal positif yang dimiliki dalam hidup, seperti prestasiprestasi atau sifat-sifat baik dalam diri.

Kata kunci: Konstruksi, Makna, Perilaku, Komunikasi, Anak Jalanan


Teks Lengkap:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jm.v7i1.14881

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.