ANALISIS PERBANDINGAN BETON PRACETAK PRATEGANG DENGAN BETON KONVENSIONAL DITINJAU DARI ASPEK BIAYA DAN WAKTU (STUDI KASUS: RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERUMAHAN PERMATA RIVER VIEW)

Aan Andriawan(1*), Winna Tan(2)

(1) Universitas Internasional Batam, Indonesia
(2) Universitas Internasional Batam, Indonesia
(*) Corresponding Author

Sari


Pengenalan berbagai macam metode dalam pembangunan infrastruktur, dimulai dari cara konvensional hingga cara pracetak beton sehingga pekerja hanya perlu memasang di lapangan. Pada karya ilmiah ini, peneliti akan membandingkan pelat lantai konvensional yang dikerjakan di lapangan dengan pelat lantai prategang pracetak yang akan didesain dengan bentuk double tee slab dari segi biaya dan waktu dengan tujuan untuk menentukan metode yang paling efisien yang bisa digunakan pada proyek yang ditinjau. Pada penelitian ini, peneliti akan membandingkan pelat lantai konvensional yang dikerjakan di lapangan dengan pelat lantai prategang pracetak yang  akan  didesain  dengan  bentuk  double tee  slab  dari  segi  biaya dan  waktu.  Pelat  lantai prategang pracetak double tee slab akan diperhitungkan dengan anggapan single tee beam atau yang biasa kita kenal dengan balok T. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pengerjaan pelat lantai beton prategang pracetak membutuhkan pertambahan biaya sebanyak 28,21% dibandingan  pelat  lantai  beton  bertulang  konvensional  dan  pengerjaan  pelat  lantai  beton bertulang konvensional membutuhkan pertambahan waktu sebanyak 55,56% dibandingan pelat lantai beton prategang pracetak.

Kata kunci : pelat lantai, double tee slab, waktu, biaya, prategang

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Adi, R. Y. (2015). Perilaku dan Kekuatan Sambungan Kolom pada Sistem Beton Pracetak.

Media Komunikasi Teknik Sipil, 20(1), 1–8. https://doi.org/10.14710/mkts.v20i1.9241

Ali Mohammed, H. (2019). Design aids for prestressed concrete double tee beam with web opening associated with the variation of its compressive strength. International Journal of Recent Technology and Engineering, 8(3), 8509–8520. https://doi.org/10.35940/ijrte.E1981.098319

Asroni, H. A. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. In Graha Ilmu (Vol. 1). https://doi.org/10.20759/elsjregional.9.0_55

Bigwanto, A. (2020). ANALISIS PERBANDINGAN METODE PRACETAK DAN KONVENSIONAL TERHADAP WAKTU PENGERJAAN PROYEK (PADA PROYEK RUSUN X DI DKI JAKARTA) (UPH Karawaci). Retrieved from http://repository.uph.edu/id/eprint/6687

Kuch, H., Schwabe, J.-H., & Palzer, U. (2010). Manufacturing of Concrete Products and

Precast Elements.

Mack, P., Force, G., Magnesio, C., & Bryan, K. (2003). The practice of warping double tees.

PCI Journal, 48(1), 32–48. https://doi.org/10.15554/pcij.01012003.32.48

Mohammed, H. A. (2018). NUMERICAL EVALUATION OF THE USING PRECAST CONCRETE DOUBLE-TEE FLOOR. (November).

Novia Dwi Aristi, Nurhayati, M. S. (2020). Implementasi program program pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan infrastruktur lingkungan pemukiman wilayah kelurahan (pm-pik) di daerah hinterland kota batam. 4(1), 110–121.

Risdiyanti, A., & Siswoyo. (2018). Analisa Perbandingan Biaya dan Waktu antara Medote Konvensional dan Pracetak ( Studi Kasus : Underpass Bundaran Satelit Mayjend Sungkono Surabaya ). Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Konstruksi, 6(2), 69–78




DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jk.v4i1.5156

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.



This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.