TINJAUAN YURIDIS TRADISI ADAT MANDI PENGANTIN (BAPAPAI) ADAT DAYAK BAKUMPAI DI BANDAR KARYA KECAMATAN TABUKAN MARABAHAN DALAM PERSFEKTIF HUKUM ADAT
(1) Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
(2) Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
(3) Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
(*) Corresponding Author
Abstract
Dayak Bakumpai traditional marriage in the traditional bridal shower (bapapai) tradition in Bandar Karya, Tabukan Marabahan sub-district in the Perspective of Customary Law in the form of bridal showers which are usually held in the front yard of the house and become a spectacle for residents. This research is empirical legal research, which means legal research that functions to see the law realistically and examine how the law works in society. The type of this research is descriptive research, where the descriptive method is used in researching the status of a group of people, an object, a condition, or a system of thought or events in the present. The bapapai tradition is an obligation that must be carried out by the bride and groom the day before the wedding celebration. In practice uses various kinds of tools and materials and contains philosophical meaning. This tradition seeks protection from Allah SWT to avoid disturbance by spirits during wedding celebrations and in household life. Society's view of the Dayak Bakumpai traditional marriage in the traditional bridal shower (bapapai) tradition in Bandar Karya, Tabukan Marabahan sub-district, is a marriage that leads to efforts to continue offspring. In contrast, the social structure leads to traditional or customary societal institutions. The procession of carrying out the bridal shower (bapapai) in the bandarkarya sub-district tabukan marabahan in the Customary Law Perspective among the adat bakumpai because the cultural procession of marriage is maintained as a norm of togetherness by each tribe. Every implementation of traditional marriages, traditional events that are carried out can be seen as a form of community education. Custom is part of the culture that determines human values. The marriage tradition in the Bakumpai Dayak Tribe is a hereditary custom passed down so that it is inherent in the Bakumpai Dayak community in the Tabukan Marabahan sub-district.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Buku
Almuzahidin dkk, (2018), Kebudayaan Islam Kalimantan Tengah ,Yogyakarta : K-Media,
Abdullah Siddik, Hukum Perkawinan Islam, Tintamas, Jakarta,1968
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, (2017),Urang Banjar Dan Kebudayaannya (Banjarmasin: Pustaka Banua
Hatta Baduani, Bakumpai Struktur Dan Identitas,Kalimantan,2011
Ideham M S, Urang Banjar Dan Kebudayaannya, Ombak, 2015.
Indrayani Indra dan Ahmad Herman, Pusaka Bakuda (Banjar, Kutai, dan Dayak) (Banjarbaru: Penakita Publisher, 2019)
Koentjaranigrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta, 2009
Mircea Eliade and Willard R. Trask, The Sacred and the Profane: The Nature of Religion ; [the Groundbreaking Work by One of the Greatest Authorities on Myth, Symbol, and Ritual], A Harvest Book (San Diego: Harcourt, 1987).
M. Idwar Saleh dkk, (1999), Adat Istiadat Dan Upacara Perkawinan Daerah Kalimantan Selatan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi Dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya
Soekanto, 1981. Pokok-pokok Hukum Adat,Bandung : Alumni.
Victor Turner, Ritual Process : Structur And Anti-Structurer (Place of Publication not identified : Routledge, 2017)
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019
Jurnal
Ahmad Tahali, Hukum adat di Nusantara Indonesia, Jurnal Syariah Hukum Islam, Vol. 1, No. 2, 2018.
Cucu Widaty dan Rahmat Nur, Ritual Mandi Pengantin Dalam Upacara Perkawinan Adat Banjar di Martapura Kalimantan Selatan, Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, Vol. 13, No. 2, 2022
Hj. Erni Djun’astuti, Muhammad Tahir, Marnita, Studi Komparatif Larangan Perkawinan Antara Hukum Adat, Hukum Perdata dan Hukum Islam, Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, Vol. 4, No. 2, 2022.
Ela Novialayu, Offeny, Sakman, Pelaksanaan Perkawinan Menurut Adat Dayak Ngaju Di Kecamatan Timpah Kabupaten Kuala Kapuas, Jurnal Paris Langkis, Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No.1, 2020.
M. Dahlan, Islam dan Budaya Lokal : Adat Perkawinan Bugis Sinjai, Jurnal Diskursus Islam, Vol. 1, No. 1, 2013
Noorthaibah, Refleksi Budaya Muslim Pada Saat Adat Perkawinan Budaya Banjar di Kota Samarinda, Jurnal Fenomena, Vol. 4, No.1, 2021.
Nurhasamah Hasbullah dan M. Syahran Jailani, Tradisi Ritual Bepapai Suku Banjar : Mandi Tolak Bala Calon Pengantin Suku Banjar Kuala-Tungkal Provinsi Jambi Indonesia, Jurnal Studi Islam dan Humaniora, Vol. 18, No. 2, 2020.
Nurlatifah H, Gotong Royong Sebagai Wujud Integrasi Lokal Dalam Perkawinan Adat Banjar Sebagai Sumber Pembelajaran IPS di Desa Hakim Makmur Kecamatan Sungai Pinang, Jurnal Socius, Vol. 6, No. 1, 2017.
Nurmah A, Hamid H dan Jasman, Tradisi Adat Perkawinan Masyarakat Suku Banjar Ditinjau Dalam Perspektif Dakwah Islamiyah Di Desa Teluk Sialang Kecamatan Tungkal Ilir, At-Tadabbur : Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 10, 2020.
Nurmasitah dan Muliono, Ritual Mandi Pengantin : kecemasan, Harapan dan Tafsir Simbolis Tentang Masa Depan, Indonesian Journal of Religions And Society, Vol. 3, No. 1, 2021.
Pratiwi, P.F.P., Suprayitno, S., Triyani, T. (2019). Upaya Hukum untuk Menjerat Tindakan Pelakor dalam Perspektif Hukum Adat Dayak Ngaju. Jurnal Cakrawala Hukum. 10. 209-217. DOI: https://doi.org/10.26905/ idjch.v10i2. 3469
Putra, A., Jajat S., Ardiwinata., Hasanah V.R.,(2018). Komponen Pembelajaran Program Literasi Budaya Di Eco Bambu Cipaku, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,Vol 3, Nomor 2, Desember 2018.DOI:10.24832/jpnk.v3i2.921
Riski Tri Maya, Simbolisme Budaya Jawa Upacara Siraman Pengantin Di Kabupaten Kediri, Jurnal Simki-Pedagogia, Vol. 02, No. 06, 2018.
Rizki Susanto dan Mera Muharani, Tradisi Mandi Pengantin dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Kearifan Lokal Masyarakat Muslim Melayu Padang Tikar), Journal of Research and Thought of Islamic Education, Vol. 2, No. 2, 2019
Rolly Muliaz, Pelaksanaan Perkawinan Menurut Hukum Adat Dayak Ngaju Ditinjau Dari Hukum Islam, Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial, Vol. 4, No. 2, 2018.
Sana Sintani,(2017).Perkawinan Adat Dayak Manyan Sebagai Ujud Pendidkan Masyarakat, Jurnal Studi Kultural Volume III No. 1 Januari 2018 www.an1mage.org
Sumasno Hadi, Studi Etika Tentang Agama-Agama Moral Masyarakat Banjar, Jurnal Penelitian Agama dan Sosial Budaya, Vol. 3, No. 6, 2015
Ukur Fridolin, 1977.Tantang Jawab Suku Dayak,Jakarta:BPK Gunung Mulia http//journals.anlmage.net/index.php/ajsk
Waryunah Irmawati, Makna Simbolik Upacara Siraman Pengantin Adat Jawa, Jurnal Walisongo, Vol. 21, No. 2, 2013
Wibisana, W., (2016). Pernikahan Dalam Islam,Jurnal Pendidkan Agama Islam- Ta’lim Vol.14 No 2-2016.
Yunus, Islam dan Budaya (Nilai-Nilai Islam Dalam Proses Pernikahan Masyarakat Bugis), Jurnal Titian : Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 2, No. 1, 2018.
Internet
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/01/24/badudus-dan-bapapai-ritual-penyucian-diri-jelang-pernikahan-urang-banjar
ss
https://www.seputarpernikahan.com/prosesi-bamandi-mandi-dalam-pernikahan-adat-banjarmasin-menjadi-warisan-budaya-leluhur/
Https://Www.Researchgate.Net/Publication/340491530_Perkawinan_Menurut_Hukum_Adat_Dayak_Bakumpai_Barito_Kuala_Provinsi_Kalimantan_Selatan_Ditinjau_Sebagai_Wujud_Pendidikan_Masyarakat
http://bocahplantau.blogspot.com/2016/03/adat-perkawinan-suku-dayak-bakumpai.html
https://bakai.uma.ac.id/2022/02/22/mengenal-sistem-kekerabatan-adat-bilateral-matrilineal-dan-patrilineal/
DOI: http://dx.doi.org/10.31602/al-adl.v15i2.8853
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Sri Herlina
Al-Adl: Jurnal Hukum is licensed under is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.