PROFESIONALISME DAN MANAJEMEN WAKTU GURU BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(1) 
(*) Corresponding Author
Sari
Setiap mahluk hidup tentunya tidak terlepas dari setiap permasalahan. Kita akan senantiasa berhadapan dengan masalah suka atau tidak suka demikian adanya, baik itu yang bersifat sederhana ataupun yang bersifat kompleks. Demikian pula bagi peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai kekhasan tersendiri, sangat berbeda dengan Sekolah Menengah pada umunya, sangat unik dan beragam. Sejak mereka mulai memilih jurusan ketika pendaftaran di sekolah baru ada kalanya keinginan orang tua berseberangan dengan minat dan bakat peserta didik.Kemudian sangat berimbas pada proses magang atau prakerin, peserta didik menjadi tidak serius bahkan sampai sering tidak hadir yang mengakibatkan di keluarkan dari DUDInya (Dunia Usaha dan Dunia Industri). Kemudian masalah pergaulan remaja, apabila peserta didik kurang dapat membentengi diri akan mudah terpengaruh ke pergaulan yang negatif. Hal ini sangat mengganggu pada fokus belajar peserta dididk dan banyak menguras waktu, tenaga dan biaya dalam rehabilitasi dan pemulihannnya. Permasalahan-permasalahan tersebut diatas dapat di minimalis atau dicegah jika Sekolah Menengah Kejuruan tersebut memiliki guru-guru yang sudah dinyatakan profsionalisme khususnya guru Bimbingan Konseling yang memadai antara jumlah guru Bimbingan Konseling dengan peserta didiknya. Guru Bimbingan Konseling yang Profesionalisme salah satunya adalah guru Bimbingan Konseling yang sudah dinyatakan mampu melaksanakan kewajibanya dan tugas-tugasnya tanpa harus di doktrin oleh pemangku kepentingan ditandainya dengan sertifikat sebagai pendidik yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi tertentu. Dan hal itu bukan berarti ia harus mampu mengerjakan di segala bidang demi terwujudnya mutu pendidikan.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Dorothy Craig, melalui Google (November 2020)
Risma mengutif Rahmat Syahni 2012:2) Google (November 2020)
Drs. Hasan Basri, M.Ag. Kepemimpinan Kepala Sekolah. November 2014
Buku Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan /SMK November 2020
Wagito, (dalam Aqib 2012:29)
Tolbert, (dalam Prayitno dan Amti 2004:101)
Wardati dan Jauhar 2011:28
Terry dan Franklin(2003;4, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakandan praktik.Jejen Mustafah
Wehrich dan Koontz (2005:4) Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakandan praktik.Jejen Mustafah
Panduan Operasional Penyelenggara Bimbingan Konseling 2016 pada google November
DOI: http://dx.doi.org/10.31602/piuk.v0i0.4734
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.