ANALISA KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) ADOPSI INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG LAHAN KERING

Sudirman Rudi(1*)

(1) Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat
(*) Corresponding Author

Sari


Inovasi sistem jajar legowo jagung hibrida merupakan hasil penelitian dan pengkajian serta telah dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur terutama pada lahan-lahan kering dan terbukti jarak tanam jajar legowo pada jagung hibrida mampu meningkatkan hasil biji jagung, tapi belum banyak diterapkan oleh petani yang disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen utama (principal component) dalam adopsi (adoption) inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur yang ditetapkan secara sengaja dengan responden ditentukan sebanyak 73 orang yang dipilih secara random dari populasi petani jagung. Data yang diamati terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer dianalisa menggunakan Principal Component Analysis (PCA) untuk memperoleh komponen utama (principal component). Hasil penelitin menunjukkan bahwa dari 12 (dua belas) komponen penentu adopsi inovasi sistem tanam jajar legowo jagung hibrida pada lahan kering yaitu umur, pendidikan, pengalaman berusaha tani, luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja keluarga, jumlah kehadiran, harga benih, harga pupuk urea, harga pupuk phonska, biaya sumur bor per ha, luas lahan yang diusahakan, diperoleh 5 (lima) komponen utama, yaitu: principal component pertama adalah pendidikan dengan persentase varian sebesar 27.08% artinya adopsi inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering 27.08% di tentukan oleh tingkat Pendidikan; principal component kedua adalah luas lahan dengan persentase varian 20.02%, artinya adopsi inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering 20.02% di tentukan oleh tingkat luas lahan; principal component ketiga adalah harga benih dengan persentase varian sebesar 14.52%, artinya adopsi inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering 14.52% di tentukan oleh harga benih; principal component keempat adalah harga pupuk dengan persentase varian sebesar 12.13%, artinya adopsi inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering 12.13% di tentukan oleh harga pupuk; principal component kelima adalah intensitas kehadiran dengan persentase varian sebesar 9.27%, artinya adopsi inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering 9.27% (Sembilan koma dua puluh tujuh persen) di tentukan oleh intensitas kehadiran dalam penyuluhan.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Anonimous, 2015. Pedoman Umum Upaya Khusus Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai. Jakarta: Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Anonimous, 2019. Kecamatan Pringgabaya Dalam Angka. Selong: Biro Pusat Statistk Kabupaten Lombok Timur.

Bulu, 2009. Pengaruh Modal Sosial dan Keterdedahan Imformasi Inovasi Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Jagung di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Mataram: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat.

Fauzi, 2016. Rilis Data Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedele (Upsus Pajale). Selong: Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Lombok Timur.

Gasperz, 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan 1. Bandung: Tarsito.

Gasperz, 2001. Analisis Tingkat Produktivitas Industri Manufaktur di Indonesia Periode 1990 – 1998. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 6 No. 2 Tahun 2001.

Harinta, 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi Inovasi Pertanian di Kalangan Petani di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo (Tesis). Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Hendayana, 1996. Determinan Adopsi Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) dalam Pengkajian Sutpa (Kasus SUTPA di Propinsi Jawa Timur dan Lampung). Bogor: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian.

Masri, 2010. Preferensi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Majemuk pada Usahatani Jagung di Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur (Tesis). Mataram: Universitas Mataram.

Musyafak, 2005. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Prima Tani. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, p. Vol. 3 No 1.

Sembiring, 2016. Gerakan Pengembangan Jagung Hibrida. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Soekartawi, 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia.

Umar, 2000. Metode Penelitian. Jakarta: PT.




DOI: http://dx.doi.org/10.31602/tji.v13i2.6350

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


© 2019 Technologia   p-ISSN: 2086-6917    e-ISSN: 2656-8047

-------------------------------------------------------------------------------------------

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.