Bagaimana Fenomena ‘Marriage is Scary’ dalam Pandangan Perempuan Generasi Z?
(1) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
(2) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
(3) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
(4) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
(5) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
(*) Corresponding Author
Sari
This research aims to examine the views of Generation Z women regarding the "marriage is scary" phenomenon, which reflects their concerns about marriage. The approach in this research is qualitative with a narrative method. Researchers interviewed 10 students from the Guidance and Counseling study program at Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA as a respondent. Researchers asked about the meaning of marriage, issues that make them worry about marriage and their views on the "marriage is scary" phenomenon. The results of the research show that Generation Z women have a positive view of marriage, namely as a commitment that is full of challenges and concerns about violence that may occur and the increasingly widespread patriarchal culture. Apart from that, generation Z women also value marriage as a forum for personal growth and mutually supportive relationships. The worries they have in a marriage originate from both within themselves and outside themselves. The increasingly growing phenomenon of "Marriage is scary" strengthens their worries and increasingly encourages them to be more selective in finding a partner and to be more mentally prepared to move toward marriage. The implication for premarital guidance and counseling is that preventive services are needed that can resolve concerns about problems in marriage.
_____________________________________________________________
Penilitian ini bertujuan untuk mengkaji pandangan perempuan generasi Z mengenai fenomena “marriege is scary” yang mencerminkan apa saja kekhawatiran mereka dalam pernikahan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode naratif. Peneliti mewawancarai 10 mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA sebagai responden. Peneliti menanyakan makna pernikahan, isu yang membuat mereka khawatir akan pernikahan dan pandangan mereka tentang fenomena “marriage is scary”. Hasil dari penilitian menunjukkan bahwa pandangan positif perempuan generasi Z terhadap pernikahan, yaitu sebagai komitmen yang penuh dengan tantangan dan kekhawatiran terhadap kekerasan yang mungkin akan terjadi serta budaya patriarki yang kian meluas. Selain dari itu perempuan generasi Z juga menghargai pernikahan sebagai wadah untuk pertumbuhan pribadi dan hubungan yang saling mendukung. Kekahawatiran dalam sebuah pernikahan yang dimiliki baik yang bersumber dari dalam diri dan luar diri mereka. Fenomena yang kian berkembang soal “marriage is scary” memperkuat rasa khawatir mereka dan makin mendorong mereka untuk lebih memilih dalam mencari pasangan juga lebih memantapkan mental untuk menuju jenjang pernikahan. Implikasi pada bimbingan dan konseling pranikah adalah diperlukannya layanan preventif yang dapat menyelesaikan kekhawatiran akan permasalahan dalam pernikahan.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Adhani, A. F., & Acep Aripudin. (2024). Perspektif Generasi Z di Platform X Terhadap Penurunan Angka Pernikahan di Indonesia. J-KIs: Jurnal Komunikasi Islam, 5(1), 185-198. https://doi.org/10.53429/j-kis.v5i1.1001
Assjari, M. (2010). Desain penelitian naratif. Jassi Anakku, 10(2), 172-183. https://doi.org/10.17509/jassi.v10i2.3922
Asy’ari, M. F., & Amelia, A. R. (2024). Terjebak dalam Standar Tiktok: Tuntutan yang Harus Diwujudkan? (Studi Kasus Tren Marriage is Scary). Jurnal Multidisiplin West Science, 3(09), 1438–1445. https://doi.org/10.58812/jmws.v3i09.1604
Chen, R. (2023). Generation Z Students Characteristics and Attitude in a Chinese English Language Teaching Classroom. Lecture Notes in Education Psychology and Public Media. https://doi.org/10.54254/2753-7048/2/2022458
Creswell, JW. (2015). Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Demir, B., & Sönmez, G. (2021). Generation Z Students’ Expectations from English Language Instruction. Journal of Language and Linguistic Studies. https://doi.org/10.17263/JLLS.903536
Denzin, NK & Lincoln, YS. (2011). The Sage Handbook of Qualitative Research 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fadhillah, R., & Afdal, A. (2024). Gambaran Kecemasan terhadap Pernikahan di Tinjau dari Jenis Kelamin. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8 (1) , 7277 – 7289. https://doi.org/10.31004/jptam.v8i1.13500
Fahrun, E., Hambali, Y., & Shabah, M. A. A. (2023). Pendidikan Pranikah Dalam Membentuk Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warrahmah. Al-Ihsan: Journal of Community Development in Islamic Studies, 2(1), 45-54. https://doi.org/10.33558/alihsan.v2i1.7048
Glukhov, A. P. (2019).Generation Z’s Digital Literacy: A Social Network View. https://doi.org/10.17223/1998863X/52/13
Mahapatra, G. P., Bhullar, N., & Gupta, P. (2022). Gen Z: An Emerging Phenomenon. NHRD Network Journal. https://doi.org/10.1177/26314541221077137
Malisi, A. S. (2022). Pernikahan Dalam Islam. SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik Dan Hukum, 1(1), 22–28. https://doi.org/10.55681/seikat.v1i1.97
Miles, MB and Huberman, AM. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook. California: Sage Publications.
Moon, S. S.-C. (2021). Syncretistic Scientism and Dissonant Plausibility Structure: An Analysis of Worldview Orientation Among Generation Zers in South Korea. Humanities and Social Sciences. https://doi.org/10.11648/J.HSS.20210901.13
Musyafa’ah, N. L., Fajar , A. R., Ashari, A. K., & Ashari , L. S. (2022). Implementation Pre-Marriage Guidance for Brides and Grooms to Minimize Number of Divorces. Al-Misbah (Jurnal Islamic Studies), 10(2), 123–135. https://doi.org/10.26555/almisbah.v10i2.6421
Purnama, D. S. (2023). How Is Pre-Marriage Guidance Between the Years 2018-2022 in Indonesian Culture: A Systematic Review Study. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding. https://doi.org/10.18415/ijmmu.v10i6.4894
Purnawan, E. (2022). Hubungan Motivasi, Persepsi Melalui Strategi Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Pagar Alam. Diadik: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12(1), 42–53. https://doi.org/10.33369/diadik.v12i1.21348
Rintoul, A. (2022). Can slogans prevent gambling harm? The Lancet Public Health, 7, (5), e394-e395. https://doi.org/10.1016/s2468-2667(22)00002-0
Rossanti, F., Nuril Azhar, I., Putra W, Y. V., Apriliani, B., Mahfud, A., Konseling, B., Pendidikan, I., & Psikologi, D. (2024). Isu-Isu Pernikahan Dalam Perspektif Gen Z. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(10), 127–133. https://doi.org/10.5281/zenodo.13959285
Syahputra, D. D., Bangun, M. B., & Handayani, S. M. (2023). Budaya Patriarki Dan Ketidaksetaraan Gender Dalam Pendidikan Di Desa Bontoraja, Kabupaten Bulukumba. Sustainable Jurnal Kajian Mutu Pendidikan, 6(2), 608–616. https://doi.org/10.32923/kjmp.v6i2.4028
Salsabila, S. S. (2023). Upaya Penerapan Arti Penting Pernikahan Dan Cara Penyesuaian Antar Pasangan Di Kua Kecamatan Medan Perjuangan. As-SyarI : Jurnal Bimbingan Dan Konseling Keluarga. https://doi.org/10.47467/as.v5i3.3026
Silitonga, N., & Tampomuri, H. R. (2024). Generasi Z dan Tantangan Etika Digital Dalam Pembelajaran Modern. Communitarian: Jurnal Prodi Ilmu Politik, 6(1).
Shahbandi, M. (2022). Designing a Sales Marketing Model for Generation Z.International Business & Economics Studies. https://doi.org/10.22158/ibes.v4n3p58
Shtepura, A. (2022). Main characteristics and stereotypes of generation z: analysis of foreign experience. Comparative Professional Pedagogy. https://doi.org/10.31891/2308-4081/2022-12(1)-9
DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jbkr.v10i2.17187
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Sekretariat Jurnal:
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Jalan Adhyaksa no. 2, Kelurahan Sungai Miai, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, 70123
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.