BIOKONVERSI KULIT KOPI MENJADI PUPUK KOMPOS PADA KELOMPOK TANI PANGESTU RAKYAT KABUPATEN REJANG LEBONG

Deni Agus Triawan(1*), Charles Banon(2), Morina Adfa(3)

(1) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu
(2) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu
(3) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu
(*) Corresponding Author

Sari


Biokonversi limbah kulit kopi menjadi pupuk kompos bertujuan untuk meningkatkan nilai guna dan bahkan dapat bernilai ekonomi limbah kulit kopi. Pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Tujuan tersebut dicapai melalui beberapa tahapan diantaranya sosialisasi dan penyampaian informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang biokonversi limbah kulit kopi menjadi pupuk kompos. Penyampaian informasi dilakukan dengan metode ceramah dan pembagian leaflet tentang biokonversi limbah kulit kopi menjadi kompos dan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab seputar kegiatan. Selanjutnya dilakukan kegiatan praktek pembuatan kompos dari limbah kulit kopi dengan komposisi bahan baku 80% limbah kulit kopi, 10% kotoran sapi dan 10 dedak/sekam padi. Hasil proses pembuatan kompos dari limbah kulit kopi dapat dilihat pada bulan kedua setelah kegiatan dilaksanakan. indikator terbentuknya pupuk kompos adalah warna kompos menghitam, tekstur yang lembut, mudah hancur dan rapuh. Pupuk yang sudah jadi siap untuk diaplikasikan pada lahan kebun untuk berbagai jenis tanaman. Pada masyarakat kelompok tani Pangestu Rakyat, pupuk yang dihasilkan diaplikasikan ke lahan kebun kopi dan kebun sayuran.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Afrizon, 2015, Potensi Kulit Kopi Sebagai Bahan Baku Pupuk Kompos Di Propinsi Bengkulu, AGRITEPA, Vol. II, No. 1, Juli – Desember 2015

Agus, C., Faridah, E., Wulandari, D.,Purwanto, B.H., Peran Mikroba Starter Dalam Dekomposisi Kotoran Ternak Dan Perbaikan Kualitas Pupuk Kandang., J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 21, No.2, Juli 2014: 179-187

Antara Bengkulu, 2016, Produksi kopi Rejang Lebong Capai 13.402 Ton, edisi Selasa, 24 Mei 2016 14:38 WIB

Gaur, A.C. 1982. A Manual of rural composting. In Improving Soil Ferftility Through Organic Recycling. Project Field Document No. 15. Food and Agricultural Organization of The United Nation, Rome.

Hartatik, W & Setyorini, D., 2012., Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Kualitas Tanaman., Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pemupukan dan Pemulihan Lahan Terdegradasi., Hal. 571-582

Haug, R.T. 1980. Composting Engineering. Ann Arbor Science, Michigan.

Nurlianti & Prihanani, 2018, Peran Decompeser Dalam Pembuatan Kompos Dari Limbah Padi Dan Limbah Sawit, JURNAL AGROQUA, Vol. 16 No. 1 Tahun 2018

Wandhira, A.W & Mulasari, S.A., 2013, Gambaran Percobaan Penambahan Em-4 Dan Air Cucian Beras Terhadap Kecepatan Proses Pengomposan., Kurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6/No. 2/2013: 101-112

Yuwono, D, 2006, Kompos, Jakarta : Penebar Swadaya




DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jpaiuniska.v5i2.2817

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Jurnal Pengabdian Al-Ikhlas Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary, ISSN : 2461-0992

------------------------------------------------------------------------------------------------

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.