FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN

Faidatur Rahmi H(1*), Aprianti Aprianti(2)

(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author

Sari


Gaya hidup dewasa ini erat hubungannya dengan makan makanan enak, murah, dan cepat penyajiannya. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia dapat mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota. Konsumsi yang tinggi terhadap makanan cepat saji diduga dapat menyebab-kan obesitas karena kandungan dari makanan cepat saji tersebut. Berbagai makanan yang tergolong makanan cepat saji antara lain kentang goreng, ayam goreng, hamburger, soft drink, pizza, hotdog, dunkin donat, dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi fast food siswa SMPN 31 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dilakukan di SMP Negeri 31 Banjarmasin.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa sebanyak 439 orang dan sampel adalah sebagian dari populasi yaitu sebanyak 79 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik stratified random sampling. Variabel-variabel yang diteliti dianalisis dengan menggunakan uji korelasi rank spearman dengan bantuan computer dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil diperoleh frekuensi konsumsi fast food yang paling sering sebesar 40 remaja (50,6%), sedang 23 remaja (29,1%) dan baik sebesar 16 remaja (20,3%). Tingkat pengetahuan gizi remaja paling banyak adalah cukup, yaitu sebanyak 38 remaja (48,1%). Sebagian besar remaja memiliki uang saku < dari rata-rata yaitu 59 remaja (74,7%). Pola konsumsi remaja yang paling sering meng-konsumsi fast food adalah sedang yaitu 27 remaja (56,3%). Untuk kegiatan remaja yang paling banyak adalah < 3 jam yaitu 24 remaja (47,0%). Motivasi remaja yang paling sering mengkonsumsi fast food adalah motivasi interinsik yaitu 29 remaja (51,8%). Untuk pendapatan orang tua remaja adalah rendah yaitu 27 remaja (47,4%). Untuk pekerjaan orang tua remaja yang paling sering mengkonsumsi fast food adalah swasta yaitu 26 remaja (55,3%).  Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan frekuensi konsumsi fast food. Tidak ada hubungan antara jumlah uang saku dengan frekuensi konsumsi fast food. Tidak ada hubungan antara pola konsumsi dengan frekuensi konsumsi fast food. Tidak ada hubungan antara kegiatan siswa dengan frekuensi konsunsi fast food. Tidak ada hubungan antara motivasi konsumsi fast food. Tidak ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan frekuensi konsumsi fast food. Tidak ada hubungan antara pekerjaan orang tua dengan frekuensi konsumsi fast food.

Diharapkan bagi siswa dan keluarga lebih selektif dalam memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi, dengan pemilihan makanan yang tepat.


Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.